Obat tidur diklasifikasikan sebagai obat penenang hipnotik dan biasanya diresepkan untuk penderita insomnia dan gangguan tidur lainnya. Obat tidur hanya diresepkan sebagai solusi jangka pendek untuk permasalahan kondisi tidur. Karena, banyak di antara obat-obatan ini berpotensi menyebabkan penyalahgunaan dan kecanduan.
Meskipun memiliki kegunaan yang sah, obat tidur juga memiliki risiko dan efek samping yang signifikan, yang sayangnya tidak disadari oleh banyak orang. Untuk itu, Anda harus mengenali tanda-tanda penyalahgunaan obat tidur beserta bahaya konsumsi obat tidur secara berlebihan.
Obat tidur mungkin merupakan solusi yang efektif untuk mengakhiri masalah tidur dalam jangka pendek. Tetapi, sangat penting untuk memastikan bahwa Anda telah memahami semua yang perlu diketahui tentang obat tidur. Seperti, mengetahui tentang efek sampingnya untuk menghindari penyalahgunaan obat penenang ini.
Berikut penjelasan selengkapnya mengenai bahaya konsumsi obat tidur secara berlebihan bagi kesehatan tubuh yang harus Anda waspadai.
Bahaya Konsumsi Obat Tidur Secara Berlebihan
Bahaya langsung dan jangka panjang dari penyalahgunaan obat tidur dapat menjadi peringatan bagi kebanyakan orang untuk berhati-hati saat menggunakannya. Namun, masih banyak juga orang yang tidak menyadari bahaya obat-obatan tersebut.
Beberapa bahaya konsumsi obat tidur secara berlebihan adalah kejang-kejang hingga susah bernapas. Beberapa orang juga mengalami reaksi alergi dari obat tidur yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas, nyeri dada, mual dan bengkak, melansir dari addictioncenter.com.
Dalam beberapa kasus khusus, obat tidur bahkan dapat menimbulkan parasomnia. Parasomnia didefinisikan sebagai gangguan tidur yang mencakup perilaku seperti tidur-berjalan, tidur-makan, tidur-seks, mengemudi dalam tidur, dan aktivitas terkait tidur yang berpotensi berbahaya lainnya.
Gejala umum dan efek samping dari penyalahgunaan obat tidur adalah:
- Pusing
- Mulut kering
- Kesulitan berkoordinasi
- Mengantuk di siang hari
- Hilang ingatan
- Mimpi yang tidak biasa
- Gatal dan bengkak
- Sakit kepala ringan
- Tingkat pernapasan tertekan
- Mengandalkan obat tidur setiap malam agar bisa terlelap
- Tidak mengalami efek yang serupa dari dosis yang sama
- Menunggu-nunggu waktu tidur agar bisa minum obat
- Minum obat tanpa niat tidur agar bisa merasakan efek euforia
- Mengidam untuk minum obat tidur di siang hari
Pengguna obat tidur dalam jangka waktu lama cenderung mengalami efek samping yang meningkat. Mengonsumsi obat tidur terus-menerus membuat substansi menumpuk di tubuh dan menghasilkan efek samping yang tidak diinginkan. Efek ini termasuk tekanan darah tinggi, detak jantung tidak teratur dan depresi.
Penarikan dan Pengobatan Kecanduan Obat Tidur
Pengguna yang ketergantungan pada obat tidur akan mengalami gejala penarikan saat berhenti, dan ketergantungan dapat berkembang hanya dalam 7 hari. Gejala penarikan dapat berlangsung beberapa minggu tergantung pada lama penggunaan, usia, jenis kelamin, tingkat dosis, dan faktor lainnya. Cara terbaik untuk mengelola gejala putus obat adalah dengan menjalani detoksifikasi medis.
Tingkat keparahan gejala putus obat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Gejalanya bisa berupa insomnia, kecemasan, serangan panik, mudah tersinggung, keringat berlebih, depresi, ketegangan otot, mual, muntah, dan terkadang kejang.
Pengobatan kecanduan obat tidur biasanya dilakukan di rawat inap atau rawat jalan. Rehabilitasi rawat inap, di mana pasien tinggal di fasilitas rehabilitasi dan di bawah pengawasan medis dan psikologis secara terus menerus umumnya dianggap sebagai metode terbaik untuk mencapai dan mempertahankan ketenangan.