Codein obat apa? Codeine tergolong ke dalam obat golongan alkaloid opium. Meskipun sebagian awam menganggapnya sebagai obat-obatan terlarang, obat ini juga memiliki beberapa manfaat dalam segi kesehatan. Codeine dapat digunakan sebagai obat analgesik dan obat antitusif (pereda batuk).
Selain itu, Codeine juga dapat digunakan untuk mengobati diare yang berkepanjangan. Codeine bekerja dengan cara menghambat sinyal saraf di sekitar batang otak. Oleh sebab itu, obat ini efektif dalam menghilangkan sensasi nyeri dan mencegah timbulnya refleks batuk.
Obat ini tersedia dalam bentuk tablet makan, sirup, hingga larutan suntik. Efek Codeine biasanya mulai bekerja 30-60 menit setelah konsumsi secara oral. Efeknya bisa muncul tiga kali lebih cepat bila diberikan melalui suntikan. Efek Codeine dapat bertahan dalam tubuh hingga 4 – 6 jam sejak diberikan.
Cara Mengonsumsi Codeine dengan Benar
Konsumsi codeine sesuai anjuran dokter dan baca aturan pakai yang terdapat di kemasan obat. Jangan mengurangi atau menambah dosis codeine karena dapat meningkatkan risiko Anda mengalami efek samping obat atau ketergantungan obat.
Codeine bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Namun, sebaiknya konsumsi obat bersama makanan atau sesudah makan untuk mencegah terjadinya sakit perut.
Telan tablet atau kapsul codeine dengan utuh, jangan menggigit atau membelah obat. Jika akan mengonsumsi codeine dalam bentuk sirop, kocok obat terlebih dahulu lalu gunakan alat takar agar takaran obat yang dikonsumsi tepat.
Efek samping
Berikut ini merupakan efek samping Codeine yang mungkin dapat muncul :
- Konstipasi
- Mual dan muntah
- Rasa kantuk
- Penurunan fungsi dan/atau gairah seksual
- Kesulitan berkemih
- Kram perut
- Pandangan kabur
- Sakit kepala, pusing berputar
- Rasa gatal
- Gejala keracunan yang dapat berujung pada kematian
Evaluasi pengobatan dilakukan setiap 3-6 bulan. Durasi pemantauan dapat dipersingkat bila dirasa perlu. Aspek yang dievaluasi meliputi kondisi fungsional tubuh, apakah didapati muncul efek samping dan kepatuhan minum obat. Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, derajat nyeri, denyut nadi, dan status kesadaran) dan tanda-tanda kecanduan juga dapat dinilai.
Peringatan
Obat ini kebanyakan digunakan untuk populasi dewasa. Anak-anak, wanita hamil dan orang lanjut usia sebisa mungkin tidak menggunakan obat ini karena memiliki berbagai efek samping. Codeine juga dapat masuk ke dalam ASI sehingga penggunaannya pada ibu menyusui juga harus dikonsultasikan. Bila akan mengonsumsi Codeine, terdapat beberapa hal lain yang perlu diperhatikan antara lain:
- Konsumsi bersamaan dengan alkohol akan menghasilkan efek obat yang berlebihan, seperti timbulnya rasa kantuk, penurunan tekanan darah hingga gangguan pernafasan
- Konsumsi bersamaan dengan simetidin (obat maag) membuat zat obat terakumulasi di dalam darah dalam jumlah berlebihan
Konsumsi bersamaan dengan obat psikotropika (misalnya obat golongan Monoamin Oksidase Inhibitor) akan memicu efek depresan saraf yang berlebihan dan munculnya perasaan depresi. Pemberian Codeine harus dihindari pada orang dengan kondisi-kondisi sebagai berikut :
- Reaksi alergi terhadap Codeine
- Gangguan pernafasan akut
- Kerusakan hati
- Sumbatan atau gangguan pergerakan dinding usus
- Kram perut
- Berusia dibawah 12 tahun (bila pernah menjalani operasi pengangkatan tonsil atau adenoid, obat baru boleh diberikan setelah 18 tahun keatas)
- Peningkatan tekanan di dalam rongga kepala
- Gangguan berkemih (seperti penyempitan saluran kencing)
- Pengguna obat psikotropika golongan MAO inhibitor
Cukup sekian informasi yang dapat admin berikan, semoga bermanfaat. Artikel ini direview oleh: Galih Ega Farrasetia.